Kamis, 27 Juni 2013

Harvesting kangkung (Ipomoea aquatica)

Sebelumnya saya posting mengenai backyard gardening yang tentunya berlokasi di halaman rumah sendiri. Backyard gardening menjadi menyenangkan ketika apa yang kita tanam, siram setiap hari, pada akhirnya berakhir di piring dan kita makan sendiri. Salah satu tanaman andalan yang pasti tumbuh adalah kangkung (Ipomoea aquatica) atau water spinach. 

Untuk menanam kangkung di Indonesia tercintah, sangat mudah teman. Bibit yang kita beli di supplier hanya tinggal disimpan di tanah sedalam satu centimeter. satu atau dua hari kemudian proses seedling atau penunasan sudah mulai terlihat. Selanjutnya tinggal kita maintain untuk jangan lupa disiram, dihindari dari pemakan tanaman liar (belalang, burung, kelinci, atau mungkin kambing). Nantinya setelah satu bulan, kangkung sudah bisa dipanen. Saya diajari, untuk kangkung bisa sampai tiga kali panen dengan cara digunting bagian bawahnya. Karena kalau kelamaan tidak dipanen nantinya akan merambat kemana-mana dengan ukuran daun dan batang yang sudah gemuk-gemuk.


Kangkung menurut saya bisa menjadi salah satu sayuran yang paling mudah diolah dengan cara ditumis (sautee), kukus, atau rebus kemudian dibalur dengan sambal belacan. 


Tentunya pembaca pasti sudah tahu kalau ternyata zat penenang atau sedative pada kangkung itu belum ada penelitian yang membuktikan. Jadi kalau kita beranggapan menjadi ngantuk setelah makan kangkung, mungkin masih harus menjadi pertanyaan peneliti ke depannya. Dengan mengonsumsi sayur kangkung pastinya kebutuhan serat kita semakin terpenuhi, mengingat masih rendahnya perhatian masyarakat kita untuk makan buah dan sayur sesuai porsinya. Saya sendiri juga begitu sih. Oke sekian postingan kali ini. Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar