Minggu, 22 Desember 2013

Daun ketumbar: Daun yang paling lenjeh

sumber: Aureliamelis.blogspot.com
Tanaman ketumbar (Coriandrum sativum Linn) diduga berasal dari sekitar Laut Tengah dan Pegunungan Kaukasus di Timur Tengah. Tanaman ketumbar di Indonesia dikenal dengan sebutan katuncar (Sunda), ketumbar (Jawa dan Gayo), katumbare (Makassar dan Bugis), katombar (Madura),ketumba (Aceh), hatumbar (Medan),katumba (Padang), dan katumba (Nusa Tenggara). Kalau di buku resep namanya bisa menjadi corriander, wansui, atau cillantro. Biasanya sih yang dalam bentuk daun bukan benihnya.

Produksi pohon ketumbar di Indonesia baru sebatas diambil daunnya yang masih muda untuk lalap, sayuran dan konsumsi swalayan. Produksi dalam bentuk biji masih rendah, sehingga untuk memenuhi kebutuhan bumbu dapur, penyedap rasa dan untuk industri penyamak kulit setiap tahunnya harus mengimpor dari India, Rusia, Eropa Timur dannegara produsen lainnya dalam volume yang cukup besar 

Ketumbar biasa digunakan untuk sayuran, bahan penyedap, dan obat-obatan. Ketumbar juga memiliki manfaat terhadap kesehatan karena hampir seluruh bagian tanaman dapat digunakan sebagai obat. Untuk rasanya sendiri memiliki bau yang khas. Kalau si Mbak Ani sih bilangnya duan ini punya aroma kayak walang sangit. Makanya ada orang yang nggak suka sama bau daun ini. Umumnya daunnya dipakai di masakan berkuah seperti tom yam, kari, atau salad juga banyak yang memakai potongan daunnya.

Nah tanaman daun ketumbarnya sendiri kenapa saya bilang lenjeh?

Saya pernah menanam tanaman ketumbar dari benihnya. Tapi kita gak bisa nanem langsung dari bumbu dapur yang dijualan di pasaran. Memang pada dasarnya benih untuk menanam dan memasak berbeda. Benih ketumbar sendiri memiliki warna kuning agak pucat dan agak tebal. Jadi kalau mau menanam, di masukan ke tanahnya agak dalam supaya akarnya langsung masuk ke tanah. Begitu sudah tumbuh dan tingginya sekitar 10 cm, begitu kena panas terik langsung loyo dan gak bisa sehat lagi. Daunnya mudah terbakar. Sepertinya ini juga taneman semusim, jadi gak bisa tumbuh bunganya dan beranak pinak.

Begitu juga dengan daun ketumbar yang biasa dijual di pasaran. Kalau beli di pasar modern sudah harganya agak mahal gak tahan lama pula juga. Mau disimpan di kulkas dibungkus koran atau dicelupi ke air juga akan membusuk dalam waktu yang sangat cepat. Itulah mengapa saya bilang lenjeh banget nih taneman. Andaikan dia bisa lebih lama setelah dicabut dari tanah pasti daya gunanya bisa lebih maksimal.

Eh udah cerita panjang lebar kamu belom pernah nyobain daun ketumbar? Jangan sampe jadi makan walang sangit ya hehe. Peace.


1 komentar:

  1. Seneng banget sama aromanya daun ketumbar! Eksotis gimanaaa gitu.. :) Kalo disimpen di kontainer yg vacuum udah coba belom? Apakah masih cepet rusak juga?

    BalasHapus