Sabtu, 19 Januari 2019

Dendeng Balado Dlala Enak Rekomendasi (Iklan)



Hai Guys...


Kalau di blog aneh ya pakai Hai Guys.. Padahal ini kan tulisan.

Oke, kali ini saya mau posting jualan saya sendiri yaitu Dendeng Dlala. Nah Dendeng Dlala itu adalah dendeng sapi balado yang brand image nya udah pasti enak dan bikin ketagihan. Yang membedakan dengan dendeng lain. Biasanya kalau makan, walaupun renyah tapi ada bagian yang keras.

Beda banget sama dendeng Dlala ini. Semua permukaannya crunchy nan renyah. Kalau dimakan dengan sambal dan nasi hangat dijamin ketagihan dan gak berenti makan. Oiya karena dendeng ini renyah dan ringan, uda pasti cocok banget kalau mau dibawa untuk jalan jalan ke luar negeri. Daripada bawa abon dan rendang, dendeng balado Dlala bisa banget jadi pilihan.

Terbukti, temen temen yang udah pesen pas jalan jalan Asean Trip kebantu banget sebagai pelipur lara. Apalagi kalau bumbu masakan di tempat kita berpelesir sama sekali gak nyambung sama nih lidah. Kan susah ya, nemu restoran padang di luar negeri. Udah kebukti banget kalau dendeng dlala ini cocok banget sebagai obat kangen pas kamu lagi travelling ke luar negeri atau dalam negeri.

Oiya seneng banget, dendeng ini udah direkomen sama mas anca n ius di Instagram lho. Pengen banget diendorse sama artis2 yang lain deh. Semoga ya 2019 ini, aamiin

Ok deh sekian postingan kali ini.Yang mau beli, bisa klik link di bawah ya.

Minggu, 24 Juni 2018

Apa yang Gua dapet Tentang Turki


Kalau membaca blog atau cerita perjalanan di Turki di internet, beberapa mainstream sekali isinya. Contohnya, naik balon udara, pose di Library Ephesus, atau makan Turkish Ice Cream yang dipermainkan oleh penjualnya. Betul kan? Karena itu saya ingin menulis sesuatu yang berbeda. Tapi, CMIIW, pengalaman ini ditarik dan disimpukan saya selama 8 hari menginjakan kaki di Turki. I am open for any correction.

Batas Suci Mesjid/Musholanya Beda
Beberapa kali di tempat belanja atau lokasi wisata, saya sengaja ambil posisi paling depan kalau berjalan bersama rombongan tur. Tujuannya gak muluk muluk kok. Pertama, supaya dapet foto tanpa kerumunan orang banyak. Kedua, kalau ada yang bagiin sampel gratis, saya yang bisa nyicipin terlebih dahulu  :p

Tapi, ada satu cerita yang agak berbeda gara gara saya start nya duluan. Bisa jadi saya yang agak kurang beruntung. Tepatnya ketika petang, di mesjid yang bernama Isa Bey. Lokasinya ada di Kusadasi. Nggak semua tur travel pergi ke mesjid ini. Untuk masuk ke area halaman mesjid, ada undakan tangga yang tidak terlalu tinggi. Sesampainya di atas,  terdapat taman kecil yang di kelilingi reruntuhan bangunan khas romawi yang masih terjaga keasriannya. Ternyat, reruntuhan ini memiliki material yang sama dengan Kota Kuno Ephesus. DI tengah taman tersebut terdapat lokasi wudhu dan kursi yang menghadap Masjid Isa Bey.

Karena saya kurang tertarik dengan taman yang kecil. Saya masuk menuju masjid paling awal. Begitu saya mau masuk melewati pintu, refleks alas kaki yang saya pakai dilepas sebelum pintu. Dimana ada lantai dari awal masuk pintu hingga undakan yang beralaskan karpet. Saya pun jalan dengan kaki telanjang sambil mengamati interior masjid yang dibangun di tahun 1374. Lalu, seorang Bapak Tua pun langsung bertanya asal saya dari mana? Setelah saya jawab, dia memanggil saya sambil sibuk menulis sesuatu di secarik kertas. “Eh dapat lotere nih” pikir gua.

Tapi ternyata harapan itu pun sirna #yakeles. Di secarik kertas yang hanya berukuran 10x10cm ternyata dijelaskan dengan bahasa Indonesia. Kalau batas suci di masjid itu adalah ketika kaki ini akan naik ke atas karpet. Bukan seperti di Indonesia yang tepat sebelum tempat wudhu atau pintu masuk masjid.


Lah terus karena saya sudah kepalang dibilang haram atau najis. Jadilah saya pakai sepatu secepatnya (supaya gak dipelototin). Saya pun ikut mewarning rombongan yang mau masuk dan melepas alas kaki persis seperti saya. Bapak yang tadi pun juga masi sibuk untuk mewanti wanti rombongan yang datang setalahnya.


Sebenernya walau udah pernah diwarning, kami seringkali kagok untuk menyesuaikan dengan budaya setempat. Berbagai cara WNT (Warga Negara Turki) memfasilitasi jamah yang mau shalat supaya kakinya tetap bersih nan jauh dari najis. Contohnya, ada mushola yang memberikan sandal (Tapi seringnya jumlahnya sedikit) atau ada juga yang menyediakan tisue. Jadi sepatu dicopot tepat di lokasi wudhu. Dan di atas kerannya sudah disediakan tisue gulung yang bisa diambil sebanyak banyaknya untuk mengeringkan kaki. Alasan kedua kagoknya menurut saya, karena perginya sesama orang Indonesia. Jadi kebiasaan banget buat copot sepatu dengan bebasnya. 

Walaupun sudah melewati pengalaman tersebut. Di hari terakhir ketika akan shalat Dzuhur di Bandara Sabiha. Marbot yang jaga Mushola tetap ngomelin karena.... kita juga sih yang gak inget. Intinya selesai wudhu, lap deh tuh kaki yang basah dengan tisue yang sudah pasti ada dan disediain gratis tis. Beda sama di Indo yang sabun belum tentu ada. Apalagi tissue....

Males Adzan
Kalau dilihat dari letak geografisnya, entah kenapa otak saya suka sekali berpikir kalau negara negara yang berdekatan dengan Saudi Arabia lebih mudah untuk menerapkan praktik ajaran agama islam. Apalagi kalau merdekanya sudah lama. Dan yang memerdekakan memang benar benar teguh memegang nilai nilai islam.

Turki yang sangat terkenal dengan cerita perebuatn Konstantinopel (bagian negaranya yang ada di Eropa) oleh Muhammad Al Fatih, sangat jomplang ketika negaranya dipimpin dengan sistem kekuasaan yang sekuler. Yaitu berlangsung sejak tahun 1930-an. Salah satu cirinya, adalah bangunan Hagia Sophia yang dirubah fungsinya dari mesjid menjadi museum hingga saat ini. Nah sampai sekarang interior museum ini juga masih banyak aktifitas renovasi. Alasan dilakukannya dan rumornya tidak akan pernah selesai karena khawatir dialihfungsikan kembali menjadi mesjid oleh masyarakat Turki.

Nah, sebagai masyarakat Indonesia yang pernah mendengar sayupan berita berita nan indah ketika Presiden Erdogan didukung penuh oleh WNT. Terutama ketika adanya berita kudeta kedua dimana bandara sampai dikuasai militer. Ada lagi video dan berita yang menunjukkan WNT shalat subuh berjamaah yang memenuhi masjid masjid. Pasttnya membuat saya makin penasaran tentang WNT ini dalam mempraktikan syariat islam.


Rasa penasaran saya mulai terjawab secara tidak memuaskan perlahan lahan. Dimulai dari kota pertama yang saya sambangi ketika datang ke Turki, Bursa. DI Bursa, kayaknya semua warga Indo yang ikut travel rata rata dibawa ke hotel KarvenSaray. 
Sebelum rombongan turun dari Bus untuk beristirahat dan makan. Semuanya diingatkan bahwa akan ada morning call ke setiap kamar jam 5 pagi untuk Shalat Subuh. Kalau berpatokan ke aplikasi shalat, saat itu waktu dimulainya subuh adalah jam 4.57 pagi. Maka pasti kami shalat jam 5 pagi. Sesudahnya, kami pun siap siap untuk berkemas. Nah ini dia gongnya. Pada pukul 5.20 baru lah terdengar suara adzan subuh dari luar hotel. Jadi lah kami bertanya tanya, siapa ini yang eror? Aplikasi handphone atau masjid setempat?

Sesampainya di bus, banyak anggota rombongan yang bingung dengan adzan yang gak sesuai ini. Lokal guide yang bersama kami pun menjelaskan. Kalau ternyata Habit WNT memang malas malas. Jadi adzan dikumandangkan biasanya 20-30 menit setelah waktu yang real time atau seharusnya. Waduu...

Salah satu bucket list saya juga pingin membuktikan masjid yang penuh di waktu subuh. Eh gak taunya, mesjid yang diceritakan itu adanya di Ankara, Ibukota Turki. Laah, saya pikir di mesjid kota besar kayak Istanbul. Jadi agak gagal ya memahami negara tetangga yang jauh ini.

Sabtu, 17 Februari 2018

Trung Nguyen Coffee Review -Saigon-

Saigon atau yang sakarang kerap dikenal dengan Ho Chi Minh adalah ibukota Negara Vietnam yang memiliki banyak ragam kuliner. Salah satunya adalah kopi. Bak seperti Indonesia yang belum disokong dan promosi jor joran mengenai hasil buminya. Memilih kopi lokal yang enak menjadi agak sulit buat gua dan dua orang temen nge-trip yang bukan coffee expertise. Ditambah kita juga enggak terlalu niat browsing via mbak google, sehingga pilihan bertanya ke receptionist hostel menjadi pilihan. 

Gua: Mbak, mbak. Di dekat sini coffee shop yang enak dan tempatnya asik apa namanya?
Mbak Receptionist: Hmm.. (sambil tersipu malu)... Apa ya....?

Kami pun menunggu isi jawaban dari si Mbak

Mbak Receptionist: Banyak kok, semuanya juga terkenal hohoho (sambil ketawa sok manis)

Gubrak!!!