Sabtu, 14 Desember 2013

Bersantan di Sie Manok dan Gulai Kepala Ikan 1/2 (4-100)

Bisa buat dua masakan dalam sekali waktu masak? Why not? Toh, waktu masak saya ditemani oleh asisten paling canggih se-Asia Tenggara, Hohohohoho (ketawa a la Santa Clause). Baiklah, saya mau bercerita dulu tentang asisten di rumah yang paling jago masak ini. Di Tenten Bondan Project ini, terkadang saya mesti ngebut menyelesaikan beberapa masakan karena waktu libur saya yang tidak banyak.

Kebetulan di rumah saya, tinggallah seorang Ibu yang sebut saja bernama Ani. Gua memanggilnya Mbak Ani. Mbak Ani ini sejak saya kecil sudah mendapat sajian kuliner bermacam macam dari racikan tangannya. Untuk ketepatan rasa, racikan bumbunya tidak ada matinya deh. Apalagi masakan Indonesia, masakan beliau selalu sedep kalo kata keluarga saya. Nah, berhubung kali ini tantangannya adalah masakan nusantara, maka kiblat saya ya ke Mbak Ani ini. Kalau di lidah kita masakannya nggak sesuai dengan selera, ya kita opyok lagi deh.

Dalam project ini, untuk bagian menyiapkan bahan, untuk membeli dan menyortir itu adalah tugas saya. Tapi kalau urusan mengupas kulit bawang, sepertinya saya mengandalkan beliau. Berhubung saya lama banget untuk menguliti satu per satu brambang bambang itu. Untuk soal ulek mengulek, saya mengerjakan 3/4 dari keseluruhan. Kalau saya tanya, 'Mbak, uda alus belom?' Ntar pasti dilanjuti dikit sama dia. Atau kalau masakannya sudah hampir jadi saya suka mengonsultasikan rasa masakan itu. 'Kurang apa ya? Enak nggak? Dan berbagai pertanyaan standar lainnya.

Untuk masak Sie Manok dan Gulai Kepala Ikan ini dibutuhkan usaha yang nggak sedikit lho. Dua masakan khas Banda Aceh perlu banyak sekali bumbu dan rempah. Bumbu yang harus disiapkan untuk Sie Manok ini lebih rempong dibanding dengan bumbu dasarnya Gulai Kepala Ikan kalau anak gaul sekarang bilang. Bayangkan, ada 15 bumbu yang mesti dihaluskan . Oiya, Sie Manok itu sendiri artinya adalah si ayam.

Sie Manok
Untuk menyiapkan ayam sebelum diolah adalah dengan memanggangnya sebentar supaya lemak dari kulitnya keluar. Saya coba memanggangnya di dalam oven. Ayam yang saya coba potong menjadi 18 bagian ini, saya ikat satu satu dengan untaian daun pandan. Kemudian, selama sepuluh menit si ayam berputar dan kepanasan di alat masak tersebut. Dari balik kaca oven mulai timbul sedikit uap uap air. Tetibaan, terciumlah aroma pandan di ruang makan saya. Haha, malah jadi berasa masak kue ini mah.

Tidak hanya bau pandan saja yang membuat aroma rumah saya, tetapi juga ada aroma bumbu menarik lainnya. Berhubung masakan Sie Manok ini memerlukan serundeng atau kelapa gongseng sebagai bumbunya. Hari itu saya mencoba membuat sendiri serundeng dari parutan kelapa segar. Dengan api kecil serta kesabaran yang cukup saya mencoba menggongseng si kelapa. Disinilah saya baru tahu dan menyenangkannya ketika terjadi proses karamelisasi dari kelapa segar ke sedikit matang, timbul aroma gula yang sangat menyenangkan. Aromanya persis ketika kita melewati pendagang kue pancong. Lalu, ketika kelapa parutnya menunjukkan perubahan warna putih menjadi emas kecokelatan juga menimbulkan suatu rasa yang menyenangkan. Seperti, "ooh ini ya rasanya menyangrai kelapa sendiri". Malah akhirnya saya menyimpulkan kalau menggongseng kelapa itu menyenangkan bukan membosankan.

Proses masak Sie Manok ini lebih lama ketika bumbu yang segambreng tadi mesti diulek. Dan lagi lagi ada beberapa bumbu yang saya kurangi seperti pekak dan pala yang menurut kami sih rasanya bisa menjadi nggak karuan. Bumbu yang sudah diulek tadi ketika ditumis menimbulkan aroma yang nano nano. Dan ketika sudah dimasukkan daun kari, aromanya menjadi lebih menyenangkan lagi. Ibarat bahasa lebaynya, semua bumbu bumbu sedang arisan dengan tuan ayam di kuali yang saya pakai. Saat itu saya menggunakan santan instan dan hanya mencairkannya dengan sedikit air.

Maka akhirnya jadilah kari dengan nuansa agak kental dan saat atau water reduced bahasa inggrisnya.Sebelum si kelapa gongseng tadi itu ditambahkan, rasanya masih hambar, tetapi ketika sudah dimasukkan, maka taste gurih dan sedikit manis akhirnya menjadi ketemu.

Rasa: 3.5 dari 5
Tingkat kesulitan memasak:Sedang
Tingkat kesulitan bahan:Mudah
Modifikasi resep: Perlu (bumbu terlalu kuat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar