Rabu, 26 Februari 2014

Gurame Pesmol (30-100)

Tantangan terakhir di Bulan Februari ini sangat membingungkan. Tadinya saya ingin memasak udang yang dibuat tekwan. Tapi bumbunya banyak dan harga udang cukup mahal. Akhirnya saya putuskan untuk memasak ikan gurame sewaktu libur. Itu juga sampe dibela belain datang ke sebuah supermarket yang sudah mau tutup.

Tukang ikannya menolak untuk membersihkannya. Yah, daripada mood saya untuk masak turun lagi. Jadi saya beli saja kondisi ikan tersebut hidup hidup dari akuariumnya. Sewaktu sampai rumah ikannya masih megap megap dan menggoncang plastik. Saat itu sudah jam setengah sebelas. Dengan sangat minta maaf, saya menyimpan ikan itu di dalam freezer (dalam keadaan hidup) untuk dibersihkan  keesokan harinya. (maaf ya ikan..)

Pepes Ikan Mas (29-100)


 Bicara soal pepes, pasti ikan mas lah yang paling enak. Pepes sendiri adalah cara memasak dengan membalut makanan tersebut dengan alas seperti daun dan dimasak dengan cara di uap. Karena ikan mas punya duri halus yang banyak, maka seperti biasa, saya memasaknya dengan cara dipresto. Sehingga semua bagian ikannya bisa dimakan.

 Memasak pepes ikan mas sebenarnya mudah. Biasanya yang membuat orang malas adalah mengulek bumbunya saja. Kalau diulek pastinya akan membuat tekstur bumbu menjadi pasta yang lebih halus. FYI saya tidak punya food processing sih. Tetapi kalau pakai blender hasilnya kurang halus dan ikatan antara bumbunya sepertinya kurang kerasa.

Senin, 24 Februari 2014

Nasi Goreng Piritan (28-100)


Nasi goreng. Salah satu makanan yang katanya sih, semua orang Indonesia harus bisa buat, instead of mie instan ya. Jadi, nasi itu sangat versatile, kalau di Eropa ada pasta yang bisa dibumbu saus putih, saus merah, saus pesto, tumis aglio olio. Nasi goreng juga sama kok. Bedanya diiringi dengan protein yang ada di dalamnya. Misal nasi goreng ayam, telur, kambing, ati ampela, kornet keju, sosis, dan masih banyak lainnya. Nah, kalau nasi goreng piritan yang berasal dari Jawa Barat ini sudah pernah denger belum?

Jadi piritan itu jika disambung dengan kata nasi goreng adalah isi perut ikan. Tapi namanya gak kece aja kalau di tenda tenda ada tulisan nasi goreng jeroan ikan. Nah, makanya dinamakanlah piritan. Jadi isi perut ikan yang dipakai bisa dari ikan mas atau gurame. Karena di buku menggunakan ikan mas, yowis lah saya hantam aja sekalian. Toh, ikannya akan saya masak sebagai pepes ikan di resep ke 29 hehe. 

Goropa Woku Blanga (27-100)

\

Daging kepiting beku yang saya beli khusus untuk masak mie aceh ternyata bersisa banyak. Tak pendek akal, saya membuka buka makanan yang menggunakan daging kepiting supaya bisa cepat digunakan. Karena apabila makanan sudah terbuka dari kemasannya, mau itu disimpan di tempat beku kembali, pasti akan mempengaruhi kualitas makannya. Baik rasa, tekstur, atau aroma.

Ketemulah dengan makanan dari Manado yang bernama Goropa Woku Blanga. Makanan yang berbumbu seperti woku ini berbahan dasar kepiting. Saran dari Pak Bondan sih, seharusnya menggunakan kepiting yang fresh. Akan tetapi, apa daya lah kalau masih ada yang bisa digunakan, hehe. Jadi saya kembali memakai daging kepiting frozen sisa itu.

Woku blanga ini memiliki kuah yang pedas sebenarnya. Hanya untuk penyajian, agar tampak seperti kepiting, jadi saya menyusun sedemikian rupa seperti hewan aslinya. Makanan ini segar dan pedas bumbu karena adanya campuran dari cabai, tomat, air lemon, dan sereh, Penambahan daun kemangi membuat daya rasa woku semakin dapat.

Sayangnya, ketika saya memasak Gorupa ini, entah kenapa hari itu agak terkantuk. Akibatnya, wajan yang saya pakai agak oleng dan menyebabkan kuahnya sedikit berkurang, Selain itu, karena kepitingnya juga tidak fresh, sehingga mana mungkin mengeluarkan air sebanyak yang fresh. Hal ini juga yang mengurangi keenakan hasil akhir makanan yang saya buat.

Namun, dengan bumbu yang sudah ada di buku, memberikan paduan rasa yang enak untuk dibuat sendiri di rumah. Yang penting, semua bumbunya jangan ada yang dihilangkan. Selamar mencoba.

Rasa: 3.9 dari 5
Tingkat kesulitan memasak: Mudah
Tingkat kesulitan bahan: Sulit (kepiting terkdang musiman)
Modifikasi resep: Tidak terlalu diperlukan

Senin, 17 Februari 2014

Dorr !! Bunyi Ledakan Mie Celor (26-100)


Sekilas kalo saya lihat gambarnya gak terlalu beda yah dengan mie instan, hehe. Oke, inilah Mie Celor salah satu kuliner berbahan dasar mie khas Sumatra Selatan. Celor didapatkan dari kata celup, ya dalam pembuatannya, mie yang ada dicelup ke dalam air mendidih agar lunak kemudian dimasukkan ke kaldu.

Yang membuat beda kaldunya dengan mie yang lain ternyata adalah variasi bumbunya. Saya pun sempat search di google membuktikan kalau resep yang ada di buku tidak salah. Kaldu untuk membuat kuah mie celor didapatkan hanya dari saripati kepala dan kulit udang tanpa bumbu seperti bawang merah atau putih sama sekali. Padahal kita tahu sendiri kalau sumber kotoran pada udang terletak pada kepalanya. Hehe, tapi mungkin kalau untuk kaldu saja tidak masalah kali ya.

Jumat, 14 Februari 2014

Mie Aceh yang Mesti pake Kepiting (25-100)


Mie Aceh, makanan jalanan yang berasal dari provinsi yang menjunjung tinggi syariat islam. Biasanya tiap daerah punya sajian khas mie nya masing masing. Di Palembang ada mie celor, di Belitung ada mie atep, di Bandung ada mie kocok, dan kalau di Jakarta mungkin mie abang abang nasi goreng kali ya?

Apa yang membuat Mie Aceh ini spesial? Biasanya sih karena memakai protein kepiting yang membuat rasa gurihnya tambah maknyus. Saya sendiri belum pernah bepergian ke Aceh. Hanya saja ketika jalan jalan ke Medan beberapa tahun yang lalu. Diajaklah kami sekeluarga untuk makan di Mie Titi Bobrok yang menjual Mie Aceh. Ada yang rebus, goreng, dan basah. Saya sudah agak lupa bagaimana tepatnya rasa dan keenakan mie yang waktu itu saya makan. Soalnya benar benar uda keblinger banget sama makanan Medan yang enak dan ajib ajib.

Satu kata kunci untuk rasa yang pasti dikenal kalau makan Mie Aceh adalah: Spicy

Senin, 10 Februari 2014

DIgoda Gado Gado (24-100)


Masakan yang harganya saat ini lagi berfluktuasi menigkat juga. Selain seafood ternyata ada juga makanan yang naik harga bahan bakunya. Apakah itu? Jawabannya adalah sayuran. Ketika musim penghujan, banyak sayuran yang terlalu banyak air sehingga membusuk, atau tidak dapat bertahan lama setelah dipanen. Efeknya, kualitas sayuran jadi menurun, suplai sedikit, harga meningkat, dan tukang sayur keliling rumah saya saja sampai tidak berani menjualnya karena kualitas yang jelek.

(23-100) Gulai Itiak Lado Mudo


Gulai bebek bahasa Indonesianya. Makanan khas padang yang masih kental akan santan, medok bumunya, dan pedas efek sampingnya. Lagi-lagi saya harus membeli bebek, yang notabene-nya pasti saya bakal dapet yang kecil, berdaging tipis, dan lebih mahal dari ayam. Dan hal tersebut dibuktikan benar kembali memang ketika membeli bebek kali ini. Tidak ada yang menjual bebek dalam bentuk potingan. Sehingga saya punya whole body yang harus dimasak.

Bebek yang saya dapat, fresh banget dari hidup sampai dipotong potong menjadi 10 bagian. Jadi ya saya datang ke pasar, dealing harga, kemudian menunggu bebek itu kiranya setengah jam untuk mendapatkan bebek yang agak bersih. FYI membersihkan bulu bebek itu lebih sulit dibandingkan bulu ayam. Kesimpulannya memasak bebek memang serba nyebelin dan gak praktisnya mengolahnya.

Rabu, 05 Februari 2014

Mahalnya tuna pangek (22-100)


Musim hujan membuat banyak masyarakat yang kalang kabut. Khususnya bagi penduduk pesisir dan perkotaan. Penduduk pesisir tidak bisa mengarungi lautan karena hujan badai. Lamanya bisa berbulan bulan. Mereka menyebutnya dengan musim angin barat. Bahkan kalau arusnya sangat tinggi, daerah tersebut bisa sampai terisolir. Kalau sudah kejadian seperti ini, mereka hanya bisa mengandalkan ikan yang diperolah dari sekitar pulau atau pasokan sebelum terjadinya angin barat. Sedangkan masyarakat perkotaan menjadi sulit karena akses jalan yang tertutup, kebanjiran rumah, hingga menyebarnya berbagai macam penyakit seperti demam, diare, bahkan leptospirosis.

Senin, 03 Februari 2014

Dendeng Baracik (21-100)


Dendeng identik dengan daging yang diiris tipis, digoreng, dan pedas karena taburan sambal. Kali ini saya tertantang dengan resep dendeng baracik yang menggunakan cabai hijau sebagai bumbu utamanya. Karena dendeng yang umum biasanya adalah dendeng balado dengan sambal irisan bawang dan cabai merah yang digoreng.

Sebelum memulai memasak, saya cermati dan mengalami sedikit kebingungan di dalam proses memasaknya. Rumah makan yang didatangi Pak Bondan tampaknya memiliki resep rahasia sampai ditulis kalau beliau ngintip masuk ke dalamnya. Untuk membuat dagingnya empuk, rumah makan tersebut menjemur kemudian menggantungnya di ruangan yang penuh uap. Waduh, saya gak kebayang alat apa selain pengukus yang bisa membuat daging saya diuapin kalau begitu.