Kamis, 27 Maret 2014

Nasi Goreng Babat (31-100)

Nasi goreng babat yang gak ditata
 Nasi goreng babat yang populer ini berasal dari Jawa Tengah. jujur saya bukan pencinta jeroan atau dalaman hewan. Jeroan ini adalah, organ pencernaan yang notabene nya kaya akan segala sumber penyakit dan kaya akan nilai gizi lemak. Contohnya adalah usus, babat, limpa, hati, ampela, paru, jantung, kulit, dan otak.

Di rumah, dua organ yang paling populer adalah hati dan empela. Hati dalam bahasa inggris adalah liver, sedangkan kalau empela tuh apa ya? Ada yang bisa kasih ide? Biasanya hati suka dibuat menjadi sambel goreng, atau digoreng deepfried. Begitupun juga dengan ampela. SIsa dari jeroan, terkadang suka diolah dengan masakan soto betawi.
Akan tetapi kalau untuk pilihan makan di luar, saya sama sekali males untuk memilih jeroan. Misal nih, ada pilihannya nasi goreng hati ampela. Lebih baik saya pilih nasi goreng yang plain saja. Dampaknya kepada tantangan ini, saya menjadi rada risih untuk mengolah babat di nasi goreng. Setelah sebelumnya nasi goreng perut ikan sukses dilewati, sekarang isi perut sapi yang mesti saya olah.

Dua jeroan yang saya pakai adalah babat dan iso atau usus. Persepsi saya kalau melihat babat, sangat geli karena teksturnya yang mirip handuk, bertotol, dan semi kasar. Lebih baik kalau melihat usus yang sudah terpotong. Beberapa alasan lainnya adalah baunya yang kadang kadang masih agak terasa ketika dimakan di mulut.

kiri babat kanan usus
Kebetulan di pasar modern, disediakan dua organ ini dalam kemasan yang sudah dibekukan. Jadi saya hanya tinggal menthawing, membersihkannya (sumpah ini banyak banget lemaknya), kemudian merebusnya ulang di air mendidih hingga teksturnya dirasa empuk. Setelah direbuspun lemak lemak putihnya masih pada bergumul dan berkeluaran, sehingga diperlukan usaha lagi untuk mengeluarkannya dari panci.

Alhasil setelah semua organ lunak dan dipotong potong kecil, mulailah mengolah nasi goreng babat. Bumbunya sangat simpel sekali dibandingkan dengan nasi goreng piritan. Hanya berdasarkan bawang merah, putih, cabai merah, dan kecap manis. Sehingga setelah semuanya diolah dengan jeroan, jadilah nasi goreng yang berminyak, hitam manis, dan gurih gurih manis. Rasa yang tercipta dari masakan ini kata sanak keluarga yang makan sih standar saja. Toh saya pun memiliki pengalaman yang minus tentang enak gak enaknya olahan jeroan ini. Huhu, (sedih). sekian review
masakan ke 31 ini.

Rasa: 3 dari 5
Tingkat kesulitan memasak: Mudah
Tingkat kesulitan bahan: Mudah
Modifikasi resep: Tidak ada

1 komentar: